• Biografi Tokoh Islam

    Kumpulan Biografi Para Tokoh Islam Ternama dan Sejarah Perkembangan Islam Dunia

  • Biografi Penemu Dunia

    Kumpulan Biografi Para Penemu Terkenal di Dunia dan Sejarah Pertama Penemuannya

  • Biografi Pahlawan Indonesia

    Kumpulan Biografi Para Pahlawan Nasional Indonesia dan Sejarah Perjuangan Indonesia

Showing posts with label Mesir. Show all posts
Showing posts with label Mesir. Show all posts

Hosni Said Mubarak - Mantan Presiden Mesir

Biografi Hosni Said Mubarak meninggal dunia Mantan Presiden MesirMuhammad Hosni Said Mubarak, Arab: محمد حسنى سيد مبارك Muḥammad Ḥusnī Mubārak, juga dikenal dengan Hosni Mubarak, Arab: حسنى مبارك Ḥusnī Mubārak (lahir di Kafr-El Meselha, Al Monufiyah, 4 Mei 1928; umur 87 tahun) adalah mantan Presiden Mesir. Ia menjabat pada periode 14 Oktober 1981-11 Februari 2011. Mubarak ditunjuk sebagai wakil presiden pada tahun 1975 setelah pangkatnya naik di jajaran Angkatan Udara Mesir. Kemudian, ia menjadi presiden untuk menggantikan Presiden Anwar Sadat yang terbunuh pada 6 Oktober 1981 oleh kelompok radikal. Ia merupakan Presiden Mesir keempat untuk masa jabatan lebih dari 15 tahun sejak menjabat pada tahun 1981. Sebagai Presiden Mesir, ia dianggap sebagai pemimpin yang paling berkuasa di wilayahnya. Ia mengundurkan diri pada 11 Februari 2011 menyusul demonstrasi besar-besaran selama 18 hari pada tahun 2011. Pada tanggal 2 Juni 2012, ia divonis pengadilan dengan hukuman penjara seumur hidup.

Mubarak lahir pada 4 Mei 1928 di "Kafr El-Meselha", Governorat Al Monufiyah (Mesir). Saat masih belajar di perguruan tinggi, ia bergabung dengan Akademi Militer Mesir hingga meraih gelar Bachelor's Degree dalam Pengetahuan Militer pada tahun 1949. Pada tahun 1950, ia bergabung dengan Akademi Angkatan Udara dan kembali meraih gelar Bachelor's Degree untuk Pengetahuan Aviation serta Ia mengajar di Akademi Angkatan Udara pada periode 1952-1959. Pada tahun 1964, ia diangkat sebagai Kepala Delegasi Militer Mesir untuk USSR. Di bawah Konstitusi Mesir 1971, Presiden Mubarak memiliki kuasa yang luas atas Mesir. Bahkan, dia dianggap banyak orang sebagai seorang diktator, meskipun moderat. Ia dikenal karena posisinya yang netral dalam Konflik Israel-Palestina dan sering terlibat dalam negosiasi antar kedua pihak.

Setelah bergabung di Akademi Militer FROUNZ (Uni Soviet), ia menjadi Komandan Pangkalan Angkatan Udara Barat Kairo (1964) dan menjabat Direktur Akademi Angkatan Udara pada tahun 1968. Pada tahun 1969, ia menjabat Kepala Staf Angkatan Udara dan Komandan Angkatan Udara serta Wakil Menteri Peperangan (1972). Pada 1974, ia dipromosikan ke peringkat Letnan Jendral dan Wakil-Presiden Republik Arab Mesir (1975). Pada 1979, ia menjabat Wakil-Presiden Partai Demokratik Nasional (NDP) dan langsung menjabat Presiden Republik Arab Mesir pada 1981. Pada 1982, ia menjabat Presiden Partai Demokratik Nasional dan terpilih kembali sebagai presiden (1987). Periode 1989-1990, ia menjabat Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika "OAU". Ia terpilih kembali sebagai presiden pada 1993 dan menjabat lagi sebagai Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika "OAU" pada periode 1993-1994. Sejak Juni 1996, ia menjabat Ketua Umum Arab Summit. Ia terpilih kembali sebagai presiden pada 1999 dan menjabat Ketua Umum G-15 pada periode 1998-2000. Pernikahannya dengan Suzanne Mubarak melahirkan memperoleh dua anak, yaitu Alaa dan Gamal.


Muhammad Hosni El Sayed Mubarak (Arabic: محمد حسني السيد مبارك‎, Egyptian Arabic pronunciation: [mæˈħæmmæd ˈħosni (ʔe)sˈsæjjed moˈbɑːɾɑk], Muḥammad Ḥusnī Sayyid Mubārak ; born 4 May 1928) is a former Egyptian military and political leader who served as the fourth President of Egypt from 1981 to 2011. Before he entered politics, Mubarak was a career officer in the Egyptian Air Force. He served as its commander from 1972 to 1975 and rose to the rank of air chief marshal.[4] Some time in the 1950s, he returned to the Air Force Academy as an instructor, remaining there until early 1959. He was appointed Vice President of Egypt by President Anwar Sadat in 1975 and assumed the presidency on 14 October 1981, eight days after Sadat's assassination. Mubarak's presidency lasted almost thirty years, making him Egypt's longest-serving ruler since Muhammad Ali Pasha, who ruled the country from 1805 to 1848. Mubarak stepped down after 18 days of demonstrations during the 2011 Egyptian revolution. On 11 February 2011, Vice President Omar Suleiman announced that Mubarak had resigned as president and transferred authority to the Supreme Council of the Armed Forces.

On 13 April 2011, a prosecutor ordered Mubarak and both of his sons (Alaa and Gamal) to be detained for 15 days of questioning about allegations of corruption and abuse of power. Mubarak was then ordered to stand trial on charges of negligence for failing to halt the killing of peaceful protesters during the revolution. These trials began on 3 August 2011. On 2 June 2012, an Egyptian court sentenced Mubarak to life imprisonment. After sentencing, he was reported to have suffered a series of health crises. On 13 January 2013, Egypt's Court of Cassation overturned Mubarak's sentence and ordered a retrial. On retrial, Mubarak and his sons were convicted on 9 May 2015 of corruption and given prison sentences. Mubarak is detained in a military hospital and his sons were freed 12 October 2015 by a Cairo court.

Anwar Sadat - Presiden Ketiga Negara Mesir

Biografi Anwar Sadat - Presiden Ketiga Negara MesirJenderal Besar Mohammed Anwar Al Sadat (bahasa Arab: محمد أنورالسادات; lahir di Mit Abu Al-Kum, Al-Minufiyah, Mesir, 25 Desember 1918 – meninggal di Kairo, Mesir, 6 Oktober 1981 pada umur 62 tahun) adalah seorang tentara dan politikus Mesir. Ia menjabat sebagai Presiden ketiga Mesir pada periode 15 Oktober 1970 hingga terbunuhnya pada 6 Oktober 1981. Oleh dunia Barat ia dianggap sebagai orang yang sangat berpengaruh di Mesir dan di Timur Tengah dalam sejarah modern.

Sadat dilahirkan di Mit Abu Al-Kum, Al-Minufiyah, Mesir, dalam sebuah keluarga Mesir-sudan yang miskin, dengan 12 saudara laki-laki dan perempuan. Ayahnya adalah seorang Mesir, sementara ibunya orang Sudan. Ia lulus dari Akademi Militer Kerajaan di Kairo pada 1938 dan ditempatkan di Korps Isyarat. Ia bergabung dengan Gerakan Perwira Bebas, yang bertekad untuk membebaskan Mesir dari kekuasaan Britania Raya. Pada Perang Dunia II ia dipenjarakan oleh Britania atas usaha-usahanya untuk mendapatkan bantuan dari Kekuatan Poros dalam mengusir pasukan-pasukan pendudukan Britania. Ia ikut serta dalam kudeta 1952 yang menggulingkan Raja Farouk II. Ketika revolusi meletus, ia diperintahkan mengambil alih jaringan radio dan mengumumkan pecahnya revolusi kepada rakyat Mesir.

Pada 1964, setelah memegang berbagai jabatan dalam pemerintahan Mesir, ia dipilih oleh Presiden Gamal Abdel Nasser untuk menjabat sebagai Wakil Presiden. Ia menduduki jabatan itu hingga 1966, dan sekali lagi dari 1969 hingga 1970. Setelah Nasser meninggal, Anwar Sadat dilantik menjadi Presiden. Pada 6 Oktober 1981, Presiden Anwar Sadat tewas ditembak dalam sebuah parade militer oleh anggota tentara anggota Jihad Islam. Ini merupakan organisasi muslim Mesir berhaluan keras yang menentang perjanjian damai Mesir dengan Israel. Tindakan represif anggota Jihad Islam terlihat dalam peristiwa September. Anwar Sadat kemudian digantikan oleh Wakil Presiden Hosni Mubarak.


Biografi Anwar Sadat - Presiden Ketiga Negara MesirMuhammad Anwar El Sadat (Arabic: محمد أنور السادات‎ Muḥammad Anwar as-Sādāt Egyptian Arabic pronunciation: [mæˈħæmmæd ˈʔɑnwɑɾ essæˈdæːt]; 25 December 1918 – 6 October 1981) was the third President of Egypt, serving from 15 October 1970 until his assassination by fundamentalist army officers on 6 October 1981. Sadat was a senior member of the Free Officers who overthrew King Farouk in the Egyptian Revolution of 1952, and a close confidant of President Gamal Abdel Nasser, under whom he served as Vice President twice and whom he succeeded as President in 1970.

In his eleven years as president, he changed Egypt's trajectory, departing from many of the political and economic tenets of Nasserism, re-instituting a multi-party system, and launching the Infitah economic policy. As President, he led Egypt in the Yom Kippur War of 1973 to regain Egypt's Sinai Peninsula, which Israel had occupied since the Six-Day War of 1967, making him a hero in Egypt and, for a time, the wider Arab World. Afterwards, he engaged in negotiations with Israel, culminating in the Egypt–Israel Peace Treaty; this won him and Israeli Prime Minister Menachem Begin the Nobel Peace Prize, making Sadat the first Muslim Nobel laureate.

Though reaction to the treaty—which resulted in the return of Sinai to Egypt—was generally favorable among Egyptians, it was rejected by the country's Muslim Brotherhood and leftists in particular, who felt Sadat had abandoned efforts to ensure a Palestinian state. With the exception of Sudan, the Arab world and the Palestine Liberation Organization (PLO) strongly opposed Sadat's efforts to make a separate peace with Israel without prior consultations with the Arab states. His refusal to reconcile with them over the Palestinian issue resulted in Egypt being suspended from the Arab League from 1979 to 1989. The peace treaty was also one of the primary factors that led to his assassination.