Susi Susanti Alan Budikusuma Atlet Bulu Tangkis

Biografi Biography Biografia Susi Susanti Alan Budikusuma Atlet Bulu TangkisLucia Francisca Susi Susanti (Hanzi: 王蓮香, Pinyin: Wang Lian-xiang, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971; umur 45 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia. Dia menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996. Pasangan Alan dan Susi memiliki 3 orang anak yang bernama Laurencia Averina (1999), Albertus Edward (2000), dan Sebastianus Frederick (2003). International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004 memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King.

Susi Susanti menikah dengan Alan Budikusuma pada tahun 1997 setelah berpacaran selama 9 tahun. Pasangan ini juga dijuluki "Pasangan Emas Olimpiade" karena keduanya meraih emas olimpiade untuk Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992. Susi Susanti memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1998. Sebenarnya Susi masih bisa melanjutkan kariernya selama 2 tahun ke depan dan Susi sangat ingin mendapatkan emas pada Asian Games, karena itu adalah satu-satunya pertandingan yang belum pernah Susi menangkan. Namun, setelah ia dinyatakan hamil pada tahun 1998, ia memutuskan untuk gantung raket dan tidak mengikuti Asian Games.

Alan Budikusuma Wiratama alias Goei Ren Fang (Dalam aksara Tionghoa: 魏仁芳), (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 29 Maret 1968; umur 48 tahun) adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang meraih medali emas bulu tangkis pada Olimpiade Barcelona 1992 dalam nomor tunggal putra. Ia pensiun dari dunia bulu tangkis setelah Olimpiade Atlanta 1996. Alan menikah dengan Susi Susanti, yang juga memenangkan medali emas bulu tangkis pada Olimpiade Barcelona. Alan Budi Kusuma adalah atlet yang bisa belajar dari kekalahan. Contohnya tahun 1991 Alan Budi Kusuma kalah dari Ardy B. Wiranata di All England. Tetapi pada tahun 1992 Alan Budi kusuma mengalahkan Ardy B. Wiranata di Olimpiade Barcelona. Contoh lain pada tahun 1996 Alan Kalah dari Poul Erick H.L di Olimpiade Atlanta tapi pada tahun yang sama Alan Budi kusuma mengalahkan Poul Erik di Indonesia Open.

Biografi Biography Biografia Susi Susanti Alan Budikusuma Atlet Bulu TangkisLucia Francisca Susy Susanti (Ong Lien Hiang; Chinese: 王蓮香, born in Tasikmalaya, West Java on 11 February 1971[1]) is a retired Indonesian badminton player. Relatively small of stature, she combined quick and graceful movement with elegant shotmaking technique, and rates among the most successful players in the history of the women's game. Sometimes her name is also spelled Susi Susanti. She is married to Alan Budikusuma (Chinese: 魏仁芳), a men's badminton Olympic gold medalist (also in 1992) and one of the top men's players in the history of the sport, a former Chinese Indonesian badminton player who excelled at the world level from the late 1980s to the mid-1990s.

Alan Budikusuma (born March 29, 1968 as Goei Djien Phang; Chinese: 魏仁芳) is a former Chinese Indonesian badminton player who excelled at the world level from the late 1980s to the mid-1990s. In 1991 he was runner-up to China's Zhao Jianhua at the IBF World Championships in Copenhagen. He won the 1992 Olympic men's singles gold medal at Barcelona, defeating fellow countryman Ardy Wiranata in the final. This achievement, together with a gold medal for his then fiance Susi Susanti, was historical for Indonesia winning the first Olympic golden medals in 50 years history of the country. Some estimated a crowd of at least 500,000; others estimated more than a million Indonesians were lining the streets of the massive, sprawling city of Jakarta when Susi Susanti and Alan Budikusuma came home in August 1992 and received a two-hour parade.

They stood in an open car with leis and Olympic gold medals around their necks and inched toward the national monument in Merdeka square, on Sudirman, the main street, they could hardly move; it was jammed with people all shouting congratulations to the new badminton hero's. Among his titles, all in singles, are the Thailand Open (1989, 1991), China Open (1991), German Open (1992), Indonesian Open (1993), World Cup (1993), and Malaysian Open(1995). Budikusuma was a member of world champion Indonesian Thomas Cup teams in 1994.