• Biografi Tokoh Islam

    Kumpulan Biografi Para Tokoh Islam Ternama dan Sejarah Perkembangan Islam Dunia

  • Biografi Penemu Dunia

    Kumpulan Biografi Para Penemu Terkenal di Dunia dan Sejarah Pertama Penemuannya

  • Biografi Pahlawan Indonesia

    Kumpulan Biografi Para Pahlawan Nasional Indonesia dan Sejarah Perjuangan Indonesia

Showing posts with label Oman. Show all posts
Showing posts with label Oman. Show all posts

Qaboos bin Sa'id Al Sa'id Sultan dari Oman

Biografi Biography Biografia Qaboos bin Sa'id Al Sa'id Meninggal Dunia Sultan OmanSayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id (Arab: قابوس بن سعيد آل بو سعيد; lahir di Shalalah, Oman, 18 November 1940 – meninggal di Muscat, Oman, 10 Januari 2020 pada umur 79 tahun) adalah Sultan Oman dari tahun 1970 hingga kematiannya pada tahun 2020. Keturunan generasi keempat belas pendiri Dinasti Al Bu Sa'id, ia adalah pemimpin terlama di Timur Tengah dan dunia Arab pada saat kematiannya.

Satu-satunya putra Sultan Sa'id bin Taimur dari Muscat dan Oman, Qaboos dididik di Inggris. Setelah lulus dari Akademi Militer Kerajaan Sandhurst, ia bertugas sebentar di Angkatan Darat Britania Raya. Dia kembali ke Oman pada tahun 1966 dan ditempatkan di bawah tahanan rumah virtual oleh ayahnya. Pada tahun 1970, Qaboos naik ke tahta Oman setelah menggulingkan ayahnya sendiri dalam kudeta dengan dukungan Inggris. Negara itu kemudian dinamai kembali Kesultanan Oman.

Sebagai Sultan, Qaboos menerapkan kebijakan modernisasi dan mengakhiri isolasi internasional Oman. Pemerintahannya menyaksikan peningkatan standar hidup dan pembangunan di negara itu, penghapusan perbudakan, akhir Pemberontakan Dhofar dan diundangkannya konstitusi Oman. Menderita kesehatan yang buruk di kemudian hari, Qaboos meninggal pada tahun 2020, menyebut Haitham bin Tariq Al Sa'id sebagai pewarisnya.


Qaboos bin Said Al Said (Arabic: قابوس بن سعيد آل سعيد‎, IPA: [qaː.buːs bin sa.ʕiːd ʔaːl sa.ʕiːd]; 18 November 1940 – 10 January 2020) was the Sultan of Oman from 23 July 1970 until his death. A fourteenth-generation descendant of the founder of the House of Al Said, he was the longest-serving leader in the Middle East and Arab world at the time of his death.

The only son of Sultan Said bin Taimur of Muscat and Oman, Qaboos was educated in England. After graduating from the Royal Military Academy Sandhurst, he served briefly in the British Army. He returned to Oman in 1966 and was placed under virtual house arrest by his father. In 1970, Qaboos ascended to the Omani throne after overthrowing his own father in a coup d'état, with British support. The country was subsequently re-named the Sultanate of Oman.

As Sultan, Qaboos implemented a policy of modernization and brought an end to Oman's international isolation. His reign saw a rise in living standards and development in the country, the abolition of slavery, the end of the Dhofar Rebellion and the promulgation of Oman's constitution. Suffering from poor health in later life, Qaboos died in 2020, naming Haitham bin Tariq Al Said his heir.

Sayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id Oman

اليوم الوطني لعُمان Biografi Sayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id OmanSayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id (Arab: قابوس بن سعيد ال بو سعيد lahir 18 November 1940 di Shalalah) adalah Sultan Oman saat ini. Ia menduduki kekuasaan setelah menggulingkan ayahnya sendiri, Sa‘id bin Taimur, tahun 1970. Masalah pertama yang langsung dihadapi Sultan Qaboos adalah pemberontakan bersenjata dari kaum Komunis di Yaman Selatan, yaitu Perang Dhofar. Ia dengan cepat mengalahkan serangan tersebut atas bantuan beberapa negara. Dalam beberapa tahun terakhir, Oman telah mengambil kebijakan ke arah demokrasi. Pemilihan parlemen secara bebas dan adil telah menghadirkan kandidat dan suara perempuan. Atas dukungan tersebut, Sultan kemudian bersumpah untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Banyak keputusan yang diambil di dalam negeri dilaksanakan melui konsensus dengan pemerintahan federal, provinsi, lokal, dan wakil-wakil suku.

Tahun 1992 (1412H), Sultan Qaboos memerintahkan pembangunan masjid di wilayat Bausher di muhafazah Muscat. Ketika Sultan naik tahta pada 1970, ia telah mendirikan sebuah masjid sederhana di Muscat, namun pada 1992, ia meminta dibuatkan rancangan untuk masjid terbesar di dunia. Masjid tersebut dibuat berdasarkan seni dan arsitektur Islami yang terbaik yang bukan hanya dari satu negara atau satu tradisi Islam saja. Sebagai ciri khas gaya pemerintahan Sultan Qaboos, masjid agung ini maupun 2.000 masjid lainnya dibangun dengan dana pribadi Sultan. Pada 5 Mei 2001, setelah empat tahun pembangunan yang dikerjakan oleh 600 pekerja selama 12 juta jam kerja untuk menyelesaikan karpetnya saja, Sultan Qaboos bersujud untuk bersembahyang di hamparan karpet buatan tangan terbesar di dunia, di dalam masjid yang terbesar pula di dunia. اليوم الوطني لعُمان


اليوم الوطني لعُمان Biografi Sayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id OmanQaboos bin Said Al Said (Arabic: قابوس بن سعيد آل سعيد‎, Balochi: قابس بن سعید آل سعید, Qābūs bin Saʿīd ʾĀl Saʿīd; born 18 November 1940) is the Sultan of Oman. He rose to power after overthrowing his father, Said bin Taimur, in a palace coup in 1970. He is the 14th-generation descendant of the founder of the Al Bu Sa'idi dynasty. Qaboos was born in Salalah in Dhofar on 18 November 1940. He is the only son of Sultan Said bin Taimur and Sheikha Mazoon al-Mashani. He received his primary and secondary education at Salalah and Pune, India where he was the student of Shankar Dayal Sharma, the former President of India and was sent to a private educational establishment in England at age 16. At 20, he entered the Royal Military Academy Sandhurst. After graduating from Sandhurst, he joined the British Army and was posted to the 1st Battalion The Cameronians (Scottish Rifles), serving in Germany for one year. He also held a staff appointment with the British Army.

After his military service, Qaboos studied local government subjects in England and, after a world tour, returned home to Salalah where he studied Islam and the history of his country. Qaboos acceded to the throne on 23 July 1970 following a successful coup against his father, with the aim of ending the country's isolation and using its oil revenue for modernization and development,[4] moving to Muscat. There he declared that the country would no longer be known as Muscat and Oman, but would change its name to "the Sultanate of Oman" in order to better reflect its political unity. اليوم الوطني لعُمان

The first pressing problem that Qaboos bin Said faced as Sultan was an armed communist insurgency from South Yemen, the Dhofar Rebellion (1962–1976). The sultanate eventually defeated the incursion with help from the Shah of Iran, Jordanian troops sent from his friend king Hussein of Jordan, British Special Forces and the Royal Air Force. Qaboos is a Muslim of the Ibadi denomination, which has traditionally ruled Oman. He has financed the construction or maintenance of a number of mosques, notably the Sultan Qaboos Grand Mosque, as well as the holy places of other religions.