Mohd Najib Tun Razak Perdana Menteri Malaysia

Biografi Mohd Najib Tun Razak - Perdana Menteri MalaysiaDato' Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak atau biasa disapa Najib Tun Razak dan lebih juga sering dipanggil Najib Razak (lahir di Kuala Lipis, Pahang, Federasi Malaya, 23 Juli 1953; umur 62 tahun) adalah seorang Perdana Menteri Malaysia sejak 3 April 2009 setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil perdana menteri Malaysia di bawah pemerintahan Abdullah Badawi sejak 7 Januari 2004, selain menjadi anggota parlemen untuk Pekan, Pahang. Ia adalah anak lelaki bekas perdana menteri Malaysia yang kedua, Tun Abdul Razak Dato' Hussein. Selain itu, ia masih memiliki darah bangsawan Makassar.

Dilahirkan di Kuala Lipis, Pahang, Najib merupakan anak sulung Tun Abdul Razak Hussein dan Toh Puan Rahah Mohamad Noah. Ia juga sepupu menteri Datuk Hishamuddin Tun Hussein. Najib mendapat pendidikan rendah dan menengah di Institusi St. John, Kuala Lumpur, dan kemudian belajar di Malvern Boy's College di Worchestershire, Inggris. Ia mendapat Ijazah Sarjana Muda dengan Kehormatan dalam bidang ekonomi dari Universitas Nottingham, Inggris pada tahun 1974.

Najib mulai masuk ke dunia politik setelah kematian mendadak ayahnya Tun Abdul Razak Hussein di London pada 14 Januari 1976. Ia menang tanpa persaingan merebut kursi Parlemen Pekan yang kosong, akibat kematian ayahnya , ketika berumur 23 tahun, dan merupakan anggota parlemen termuda yang pernah terpilih pada saat itu. Najib menjadi wakil menteri paling muda saat dilantik sebagai Wakil Menteri Tenaga, Telekom dan Pos pada tahun 1978 ketika ia berusia 25 tahun. Kemudian, pada tahun 1982 hingga 1986, ia menjadi Menteri Besar paling muda dalam sejarah Malaysia ketika dilantik sebagai Menteri Besar Pahang pada waktu ia berumur 29 tahun.

Ayahnya Tun Haji Abdul Razak bin Datuk Haji Hussein Al-Haj (lahir di Pulau Keladi, Pekan, Pahang, Malaysia, 11 Maret 1922 – meninggal di London, Inggris, 14 Januari 1976 pada umur 53 tahun) adalah Perdana Menteri Malaysia ke-2, mulai tahun 1970 hingga 1976, menggantikan Tunku Abdul Rahman. Selain dikenal sebagai salah seorang tokoh pendiri Malaysia, ia juga penggagas Dasar Ekonomi Baru, suatu program kontroversial untuk memajukan perekonomian orang Melayu di Malaysia agar sejajar dengan kaum keturunan Tionghoa dan Tamil.

Tun Abdul Razak merupakan anak sulung Dato' Hussein bin Mohd. Taib dan Hajah Teh Fatimah binti Daud. Ia memiliki darah bangsawan Bugis yang datang ke Malaya pada abad ke-19. Ia juga pendiri Barisan Nasional pada tahun 1973. Salah seorang putranya, Najib Tun Razak, adalah Perdana Menteri Malaysia sejak 3 April 2009. Tun Abdul Razak wafat saat masih menjabat sebagai Perdana Menteri pada tanggal 14 Januari 1976 karena menderita leukemia.

Dato' Sri Haji Mohammad Najib bin Tun Haji Abdul Razak (born 23 July 1953) is the sixth and current Prime Minister of Malaysia. He was sworn in to the position on 3 April 2009 to succeed Abdullah Ahmad Badawi. He is the President of the United Malays National Organisation, the leading party in Malaysia's ruling Barisan Nasional coalition. Najib's various subsidy cuts have contributed to soaring living costs, while fluctuating oil prices as well as fallout from the 1MDB scandal have led to a steady depreciation of the Malaysian ringgit.

Najib is the eldest son of Abdul Razak Hussein, Malaysia's second Prime Minister, and the nephew of Hussein Onn, Malaysia's third. He was elected to the Parliament of Malaysia in 1976, at the age of 23, replacing his deceased father in the Pahang-based seat of Pekan. From 1982 to 1986 he was the Menteri Besar (Chief Minister) of Pahang, before entering the federal Cabinet of Mahathir Mohamad in 1986 as the Minister of Culture, Youth and Sports. He served in various Cabinet posts throughout the remainder of the 1980s and 1990s, including as Minister for Defence and Minister for Education. He became Deputy Prime Minister on 7 January 2004, serving under Prime Minister Abdullah Ahmad Badawi, before replacing Badawi a year after Barisan Nasional suffered heavy losses in the 2008 election.

Najib's tenure as Prime Minister has been marked by economic liberalisation measures, such as cuts to government subsidies, loosening of restrictions on foreign investment, and reductions in preferential measures for ethnic Malays in business. His Barisan Nasional coalition was re-elected at the 2013 election, albeit with a reduced majority due in large part to a substantial movement of urban voters to opposition parties. After the election his government was marked by the pursuit of a number of its critics on sedition charges, the imprisonment of opposition leader Anwar Ibrahim following a conviction for sodomy, the implementation of a Goods and Services Tax, and an ongoing scandal involving state investment firm 1Malaysia Development Berhad which led to rallies calling for Najib's resignation, spearheaded by the grassroots movement Bersih.