John Kotelawala - Perdana Menteri Sri Lanka

Biografi John Kotelawala Perdana Menteri Sri LankaJenderal Sir John Kotelawala (lahir 4 April 1897 – meninggal 2 Oktober 1980 pada umur 83 tahun) adalah seorang politikus, tentara, dan Perdana Menteri Sri Lanka ketiga sejak 1953 hingga 1956. Ia adalah mantan Jenderal yang pernah mengeyam pendidikan teknik sipil di sebuah Universitas di Sri Langka. Dalam percaturan politik dunia John Kotelawala ikut memprakrasai Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955. Dalam KAA, ia berpidato mengkritik kepemilikan senjata nuklir oleh barat dan mengajak peserta konferensi untuk ikut dalam menjaga perdamaian dunia.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.

Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kerusuhan dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.


General Sir John Lionel Kotelawala, CH KBE PC KStJ (Sinhala: ශ්‍රිමත් ජොන් ලයනල් කොතලාවල; 4 April 1895 – 2 October 1980) was a Sri Lankan soldier and politician, most notable for serving as the 3rd Prime Minister of Ceylon (Sri Lanka) from 1953 to 1956. Sir John Kotelawala was born into a wealthy family, his father John Kotelawala Snr was an Inspector in the Ceylon Police Force and his mother was Alice Kotelawala nee Attygalle. Following accusations of murder John Kotelawala Snr committed suicide when his son was 11. Following this their family was ruined, Alice Kotelawala who was originally a Buddhist converted to Christianity after this.

Through careful management of their land holdings and plumbago mines she made her family prosperous. For her social work she was awarded a MBE. He had a younger brother Justin Kotalawela and a sister Freda, who married C.V.S. Corea. Young Kotelawala attended Royal College, Colombo, but had to leave after he became involved in pro-independence activities during the riots in 1915. Thereafter he embarked on a trip to Europe after leaving school, which was very dangerous because World War I was being fought there.

He remained in Europe for five years, spending most of that time in England and France and attended Christ's College, Cambridge University to study agriculture. Kotelawala was known as an aggressive and outspoken man who loved sports, horseback riding and cricket and, particularly as a young man, got into physical fights when he was insulted. He was fluent in Sinhala, English and French. After returning to Ceylon, he took up managing his family plantation estates and mines. He married Effie Dias Bandaranaike and later divorced.