Simón José Antonio de la Santísima Trinidad Bolívar y Palacios (lahir di Caracas, Venezuela, 24 Juli 1783 – meninggal di Santa Marta, Kolombia, 17 Desember 1830 pada umur 47 tahun) adalah panglima militer perjuangan kemerdekaan Amerika Selatan yang secara kolektif dikenal dengan perang Bolívar. Ia membebaskan banyak negeri di Amerika Selatan dari Spanyol. Selama beberapa tahun, ia adalah Presiden Gran Colombia, negara yang tidak lama ada. Negara Bolivia dinamai menurut Bolívar. Simon Bolivar adalah orang yang menentukan dalam pembebasan dari belenggu kolonialisme Spanyol yaitu : Colombia, Venezuela, Ecuador, Peru dan Bolovia. Bolivar sendiri anak Venezuela, lahir di kota Caracas tahun 1783, berasal dari keluarga aristokrat keturunan Spanyol. Baru umur sembilan tahun sudah yatim. Pada tahun-tahun meningkat dewasanya dia teramat sangat terpengaruh oleh ide-ide kaum pembaharu Perancis. Filosof-filosof yang kerap dia baca antara lain John Locke, Rousseau, Voltaire dan Montesqueu. Selaku remaja, Bolivar berkelana ke beberapa negeri Eropa. Di Roma tahun 1805 di puncak bukit Aventine, Bolivar angkat sumpah, tidak akan duduk berpangku tangan sebelum tanah airnya bebas dari penindasan kolonialisme Spanyol.
Tahun-tahun berikutnya mencatat serentetan pertempuran hebat, sebentar merebut kemenangan sebentar menderita pukulan berat, tetapi tekad Bolivar tak pernah mengendur. Titik balik terjadi tahun 1819 tatkala Bolivar memimpin pasukan yang campur aduk dan tak beraturan, menyeberang sungai mengambah daratan tinggi, lembah dan pucuk pegunungan Andes untuk menghajar serdadu Spanyol di Columbia. Di sana dia menangkan pertempuran yang sulit di Boyaca (17 Agustus 1819), kemenangan yang betul-betul merupakan mentari terbit kemenangan. Venezuela dibebaskan tahun 1821 dan Ecuador tahun 1822. Sisa tahun-tahun karier Bolivar tidak begitu sukses. Dia terkesan dengan contoh-contoh Amerika Serikat dan menginginkan adanya federasi untuk seluruh negeri Amerika Selatan. Kenyataannya, Venezuela, Colombia dan Ecuador telah melebur diri menjadi Republik Colombia Raya dengan Bolivar selaku presiden. Malangnya, gejala gerak menjauh di Amerika Selatan lebih besar terasa ketimbang di Amerika Utara. Tatkala Bolivar mengundang muktamar negeri-negeri Amerika bebas Spanyol di tahun 1826, cuma. empat negara yang hadir. Sebetulnya lebih banyak negeri yang bergabung dengan Colombia Raya, tetapi republik ini segera berantakan dengan sendirinya. Perang saudara pecah pada tahun 1828 dan ada percobaan membunuh Simon Bolivar. Menjelang 1830 Venezuela dan Ecuador mengundurkan diri. Bolivar, sadar bahwa dia merupakan penghalang buat perdamaian, mengundurkan diri di bulan April tahun 1830. Tatkala dia wafat di bulan Desember 1830, dia dalam rundungan kecewa, miskin terlunta-lunta dan dibuang dari negeri asalnya Venezuela.
Simón José Antonio de la Santísima Trinidad Bolívar y Palacios (Spanish: [siˈmon boˈliβar] ( listen); 24 July 1783 – 17 December 1830), known as El Libertador, was a Venezuelan military and political leader who played a leading role in the establishment of Venezuela, Bolivia, Colombia, Ecuador, Peru and Panama as sovereign states, independent of Spanish rule. Bolívar was born into a wealthy, aristocratic Creole family and, like other upper-class families of his day, was sent to be educated abroad at a young age, arriving in Spain when he was 16 and later moving to France. While in Europe he was introduced to the ideas of the Enlightenment, later motivating him to overthrow the reigning Spanish. Taking advantage of the disorder in Spain prompted by the Peninsular War, Bolívar began his campaign for independence in 1808, appealing to the wealthy Creole population through a conservative process, and established an organized national congress within three years. Despite a number of hindrances, including the arrival of an unprecedentedly large Spanish expeditionary force, the revolutionaries eventually prevailed, culminating in the patriot victory at the Battle of Carabobo in 1821, which effectively made Venezuela an independent country.
Following this triumph over the Spanish monarchy, Bolívar participated in the foundation of the first union of independent nations in Latin America, Gran Colombia, of which he was president from 1819 to 1830. Through further military campaigns, he ousted Spanish rulers from Ecuador, Peru, and Bolivia (named after him). He was simultaneously president of Gran Colombia (current Venezuela, Colombia, Panamá and Ecuador) and Peru, while his second in command Antonio José de Sucre was appointed president of Bolivia. He aimed at a strong and united Spanish America able to cope not only with the threats emanating from Spain and the European Holy Alliance but also with the emerging power of the United States. At the peak of his power, Bolívar ruled over a vast territory from the Argentine border to the Caribbean Sea. Bolívar is, along with Argentine General José de San Martín, considered one of the great heroes of the Hispanic independence movements of the early 19th century. At the end of his life, Bolívar despaired of the situation in the region, with the famous quote "all who served the revolution have plowed the sea".[4]:450 Earlier, in an address to the Constituent Congress of the Republic of Colombia, Bolívar stated "Fellow citizens! I blush to say this: Independence is the only benefit we have acquired, to the detriment of all the rest."
Ina Zainatul Hayat - Pedangdut Cilik Situbondo Ikut DA 6
-
Zainatul Hayat berusia 11 tahun asal Situbondo, Jawa Timur adalah siswa SDN
5 Tanjung Kamal, Mangaran, Situbondo, Jawa Timur, yang gemar mendendangkan
lagu...