Ban Ki-moon - Perserikatan Bangsa-Bangsa

Biografi Ban Ki-moon - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-BangsaBan Ki-moon (Hangeul: 반기문, Hanja: 潘基文, Ban Gimun, pelafalan IPA: [pan.gi.mun]; lahir di Eumseong, Chungcheong Utara, Korea, Kekaisaran Jepang, 13 Juni 1944; umur 71 tahun) adalah seorang diplomat Korea Selatan dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa saat ini. Ia menggantikan Kofi Annan yang telah menyelesaikan masa jabatannya pada 1 Januari 2007. Ban pernah menjabat sebagai menteri luar negeri Republik Korea pada periode Januari 2004 hingga 1 November 2006. Pada 13 Oktober 2006, ia terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang kedelapan pada Sidang Umum PBB dan dilantik pada 14 Desember 2006. Pada 21 Juni 2011, Ban terpilih untuk menjalankan periode keduanya sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa lewat hasil Sidang Umum untuk masa jabatan 2012 hingga 2016.

Saat Ban menjadi Sekretaris-Jenderal, pada tahun 2007, The Economist membuat daftar tantangan yang harus ia hadapi:"meningkatnya ancaman nuklir di Iran dan Korea Utara, konflik di Darfur, kekerasan yang tidak pernah selesai di Timur Tengah, ancaman bencana alam, meningkatnya ancaman terorisme internasional, berkembangnya senjata pemusnah massal, penyebaran HIV/AIDS dan beberapa hal lain seperti bisnis raksasa yang tidak pernah habis mengenai usaha untuk mereformasi dalam sejarah PBB." Sebelumnya, Kofi Annan bercerita mengenai Trygve Lie, Sekretaris-Jenderal yang pertama, ia meninggalkan pesan kepada penerusnya, Dag Hammarskjöld, "Kamu akan mengambil alih pekerjaan paling penting di dunia."

Pada 23 Januari 2007 Ban mulai bekerja sebagai Sekretaris-Jenderal PBB kedelapan. Masa jabatan Ban sebagai Sekretaris-Jenderal dimulai dengan kejutan. Pada 2 Januari 2007, awal pertemuannya dengan pers sebagai Sekretaris-Jenderal, ia menolak menjatuhkan hukuman mati kepada Saddam Hussein yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Irak. Pernyataan Ban bertolak belakang dengan kesepakatan jangka panjang dari PBB mengenai penolakan pinalti hukuman mati sebagai sebuah kepentingan hak asasi manusia. Ia segera mengklarifikasi pernyataannya dalam kasus Barzan al-Tikriti dan Awad al-Bandar, dua petinggi utama yang dinyatakan bersalah atas meninggalnya 148 kaum Muslim Syiah di desa Dujail, Irak pada dekade 1980an. Dalam sebuah pernyataan lewat juru bicaranya pada 6 Januari, ia "dengan keras mendesak pemerintah Irak untuk memberikan penundaan eksekusi kepada mereka yang akan dihukum mati dalam waktu dekat." Dalam isu yang lebih luas, ia mengatakan kepada seorang audiensi di Washington, D.C. bahwa ia mendorong "tren global yang sedang berkembang dalam himpunan masyarakat internasional, hukum internasional dan kebijakan domestik serta kebiasaan untuk menarik secara bertahap kebijakan pinalti hukuman mati"


Ban Ki-moon (Hangul: 반기문; hanja: 潘基文; born 13 June 1944) is a South Korean statesman and politician who is the eighth and current Secretary-General of the United Nations. Before becoming Secretary-General, Ban was a career diplomat in South Korea's Ministry of Foreign Affairs and in the United Nations. He entered diplomatic service the year he graduated from university, accepting his first post in New Delhi, India. Ban was the foreign minister of South Korea from January 2004 to November 2006. In February 2006 he began to campaign for the office of Secretary-General. Ban was initially considered a long shot for the office. As foreign minister of South Korea, however, he was able to travel to all the countries on the United Nations Security Council, a maneuver that turned him into the campaign's front runner.

On 13 October 2006, he was elected to be the eighth Secretary-General by the United Nations General Assembly. On 1 January 2007, he succeeded Kofi Annan. Ban struggled in his first month to adjust to the culture of the United Nations, but quickly found his bearings and passed several major reforms on peacekeeping and UN employment practices.[citation needed] Diplomatically, Ban has taken particularly strong views on global warming, pressing the issue repeatedly with U.S. President George W. Bush, and on the Darfur conflict, where he helped persuade Sudanese president Omar al-Bashir to allow peacekeeping troops to enter Sudan. Ban was named the world's 32nd most powerful person by the Forbes list of The World's Most Powerful People in 2013, the highest among South Koreans. In 2014, he was named the third most powerful South Korean after Lee Kun-hee and Lee Jae-yong.