Ali Abdullah Saleh (Arab: علي عبد الله صالح) adalah Presiden Yaman periode 1990 - 2012. Semula, ia menjabat Presiden Republik Arab Yaman (Yaman Utara) yang ke-6 pada periode 18 Juli 1978 hingga 22 Mei 1990. Ia kemudian menjadi presiden negara baru Yaman pada 1990. Pemilu presiden 20 September 2006, ia dicalonkan partai Kongres Rakyat Umum (GPC) meraih 4,149,673 (77.17%) suara dan mengalahkan kandidat koalisi oposisi pimpinan Faisal Bin Shamlan, yang berasal dari Joint Meeting Parties (JMP), dengan meraih 1,173,075 (21.82%) suara pemilih. Saleh terpilih pertama untuk jabatan presiden pada 1999 dengan kemenangan 96.2% suara pemilih, Pada pemilu 2012, Abed Rabbo Mansour Hadi terpilih menggantikan Ali Abdullah Saleh sebagai Presiden Yaman. Mansour Hadi sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Yaman.
Mantan Presiden Ali Abdullah Saleh tewas dalam serangan tepi jalan. Sejumlah analis mengatakan kematian Saleh bakal jadi dorongan moral untuk pemberontak Houthi yang beraliansi dengan Iran. Alasannya, Saleh telah berpindah haluan dan meninggalkan Houthi untuk membela koalisi pimpinan Arab Saudi. Saleh tewas dalam serangan tepi jalan pada Senin waktu setempat dan di sisi lain, kematiannya bisa menjadi pukulan telak bagi koalisi Saudi yang mengintervensi peperangan untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Pemerintahan Hadi yang diakui masyarakat internasional sempat diusir dari Sanaa oleh aliansi Houthi-Saleh sebelum mantan presiden itu membelot ke Saudi.
Pembelotan Saleh sempat diharapkan menjadi titik balik dalam pertempuran melawan pemberontak Houthi dan mengakhiri blokade Saudi yang membuat jutaan orang terancam kelaparan serta penyakit. Namun, harapan itu kini sirna. Sekarang, koalisi dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan perang dan melancarkan serangan ke daerah-daerah yang dikuasai Houthi, atau berkompromi dan mengajak para pemberontak ke meja perundingan. Sejumlah sumber di kelompok bersenjata Houthi mengatakan pasukannya menghentikan kendaraan lapis baja yang ditumpangi Saleh menggunakan granat berpeluncur roket sebelum mengeksekusinya.
Ali Abdullah Saleh (Arabic: علي عبد الله صالح, ʿAlī ʿAbdullāh Ṣāliḥ; 21 March 1942 – 4 December 2017) was a Yemeni politician who rose to power following the assassination of President Ahmad al-Ghashmi. He was elected President of North Yemen (the Yemen Arab Republic) on 17 July 1978 at the age of 36. Following the merger of North Yemen with South Yemen on 22 May 1990, President Saleh was sworn in as the new President.[3] Long considered a moderate President, he oversaw his country's development of deeper ties with Western powers, especially the United States, in its fight against terrorism. In 2011, in wake of the "Arab Spring" that spread across Yemen, Saleh's time in office became more and more untenable, until eventually he was ousted as President of Yemen in 2012. He was succeeded in office by Abd Rabbuh Mansur Hadi.
More recently, Saleh had openly allied with the Houthis (Ansar Allah), leading to the Yemeni Civil War, in which a protest movement and a subsequent insurgency succeeded in capturing Yemen's capital, Sana'a, causing President Abdrabbuh Mansur Hadi to resign and flee the country. In December 2017, he declared withdrawal from the coalition with the Houthis and instead sided with his former enemies – Saudi Arabia and president Hadi. However, he was killed by a Houthi sniper while attempting to flee the capital city of Sana'a amidst the ongoing battle on 4 December 2017. The Houthis said that it was the United Arab Emirates that dragged Saleh to "this humiliating fate."
Biodata Leena Thailand - Peserta AKSI Asia 2024
-
Leena adalah peserta Akademi Sahur AKSI Asia 2024 Indosiar dari Thailand.
Leena merupakan putri dari orang tua ayah M Soleh Mamu dan ibu Phatiyah
Yusoh. Le...