Slobodan Praljak adalah Panglima Perang Bosnia, politikus dan jenderal di Tentara Kroasia yang meninggal dunia setelah menenggak racun beberapa saat setelah mendengar vonis hukuman seumur hidupnya di Den Haag (Rabu, 29/11). Ia pernah terlibat dalam sebuah kampanye untuk mengusir umat Islam dari Bosnia pada awal 1990an. Pria kelahiran Capljina, Bosnia-Herzegovina tahun 1945 itu juga lah yang memerintahkan pasukan Kroasia Bosnia yang dikenal sebagai HVO dari bulan Juli sampai November 1993. Pada tahun 1970 hingga 1972, ia lulus di Zagreb dengan diploma di bidang teknik, filsafat, sosiologi, dan drama. Kemudian di tahun 1970-an hingga 80an ia mengajar filsafat dan sosiologi, bekerja sebagai direktur teater, memproduksi film TV dan dokumenter. Ia menarik perhatian publik pada tahun 1991 ketika dia secara sukarela bergabung dengan Angkatan Bersenjata Kroasia yang baru dibentuk setelah pecahnya Perang Kemerdekaan Kroasia. Dia membentuk sebuah unit yang terdiri dari seniman dan intelektual Zagreb yang dengannya dia memegang posisi di Sunja.
Setelah Perjanjian Sarajevo, dia diangkat menjadi Mayor Jenderal dan menerima sejumlah tanggung jawab di Kementerian Pertahanan. Ia juga menjadi salah satu dari 14 anggota Dewan Pertahanan Nasional Kroasia dan anggota Komisi Hubungan Masyarakat Kroasia dengan Pasukan Perlindungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNPROFOR). Praljak adalah Perwakilan Tinggi Kementerian Pertahanan, dan sejak 13 Mei 1993, perwakilan Kementerian Pertahanan di Republik Bosnia Bosnia-Herzegovina dan Dewan Pertahanan Kroasia (HVO). Dari tanggal 24 Juli sampai 8 September 1993, Praljak adalah Kepala Staf Dewan Pertahanan Kroasia. Dia mengizinkan konvoi kemanusiaan UNHCR sampai ke Mostar, yang dihentikan di Čitluk. Dia dituduh memerintahkan penghancuran Mostar's Stari Most pada bulan November 1993, sebuah tindakan yang dianggap hakim adalah upaya untuk menyebabkan kerusakan yang tidak proporsional terhadap populasi sipil Muslim. Namun ia membantah hal itu karena di bulan yang sama saat penghancuran terjadi, dia berkonflik dengan komandan Batalion Hukuman HVO bernama Mladen Naletilić Tuta yang mengakibatkan pengunduran dirinya dari posisi Kepala Staf HVO.
Setelah perang, Praljak menjadi pengusaha. Ia mendirikan perusahaan Oktavijan. Sejak tahun 2005, perusahaan ini dikelola oleh anak tirinya Nikola Babić Praljak. Tahun 2004 ia diseret di pengadilan Deen Hag dan diberikan pembebasan sementara. Kemudian tahun 2012 ia diperintahkan untuk kembali ke unit penahanan di Deen Hag dan di tahun 2013 ia dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Praljak adalah satu dari enam mantan pemimpin politik dan militer Kroasia Bosnia yang telah mengajukan banding atas keyakinan mereka pada tahun 2013 atas kejahatan di Timur Mostar. Baru di tahun 2017 ini hukuman penjara ditegakkan namun ia kemudian nekad menenggak racun di tengah sidang. Sebelum melakukan aksinya, pria 72 tahun itu berteriak bahwa dirinya bukanlah penjahat perang. Rekaman menunjukkan Praljak berdiri sebelum menengadahkan kepalanya dan menelan sesuatu dari gelas kecil yang ia sebut racun. Hakim ketua Carmel Agius segera menghentikan persidangan dan meminta dokter menanganinnya.
Slobodan Praljak (pronounced [slobǒdan prǎːʎak]; 2 January 1945 – 29 November 2017) was a Bosnian Croat engineer, television director and businessman. Between 1992 and 1995, he served as a general in the Croatian Army and the Croatian Defence Council, an army of the Croatian Republic of Herzeg-Bosnia. Praljak was indicted by, and voluntarily surrendered to, the International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY) in 2004. In 2013, he was convicted for war crimes against the Bosnian Muslim population during the Croat–Bosniak War alongside five other Bosnian Croat officials. He was sentenced to 20 years in jail. An appeal was heard in early 2017; upon hearing the guilty verdict upheld in November 2017, Praljak responded that he rejected the verdict of the court. He then produced a bottle of poison and drank it. He was hospitalized and died a few hours later.
Slobodan Praljak was born on 2 January 1945 in Čapljina. His father Mirko worked for Yugoslav security agency OZNA. He attended high school in Široki Brijeg with the future Croatian Defense Minister Gojko Šušak. Praljak had three university degrees. In 1970, he graduated as an electrical engineer at the Faculty of Electrical Engineering in Zagreb with a GPA of 4.5/5. In 1971, he graduated from the Zagreb Faculty of Humanities and Social Sciences, majoring in philosophy and sociology. In 1972, he graduated from the Zagreb Academy of Dramatic Art. At first, he worked as a professor and manager of the electronics laboratory at the Nikola Tesla Vocational High School in Zagreb, then lectured on philosophy and sociology, and since 1973 was a freelance artist. Praljak was also a theater director in theaters in Zagreb, Osijek and Mostar. He directed the television series Blesan i Tulipan [Blesan and Tulipan], television dramas Novela od Stanca and Sargaško more [Sargasso Sea], documentaries Smrt psa (1980) [Death of a Dog], Sandžak and Duhan [Tobacco] (both in 1990), and film Povratak Katarine Kožul (1989) [Return of Katarina Kožul].
On 29 November 2017, Praljak died in hospital in The Hague soon after drinking poison in front of the judges in the courtroom during pronouncement of the appeal judgement against him. Presiding Judge Carmel Agius suspended the hearings, and ICTY medical staff transported Praljak to nearby HMC Hospital (nl). The Dutch authorities declared the courtroom a crime scene, and launched an investigation. Praljak's last words after hearing his conviction: roatian: Suci, Slobodan Praljak nije ratni zločinac, s prijezirom odbacujem vašu presudu!, lit. 'Judges, Slobodan Praljak is not a war criminal, with disdain I reject your verdict!' Subsequently he concluded: Croatian: To je otrov koji sam popio., lit. 'This is poison that I drank.'
Biodata Leena Thailand - Peserta AKSI Asia 2024
-
Leena adalah peserta Akademi Sahur AKSI Asia 2024 Indosiar dari Thailand.
Leena merupakan putri dari orang tua ayah M Soleh Mamu dan ibu Phatiyah
Yusoh. Le...